Blog Apa Adanya


web widgets

Rabu, 09 Juli 2014

Marching Band

Teknik Colour Guard

Dari perkembangan color guard di dunia, terdapat 4 (empat) penguasaan yang wajib dikuasai suatu tim color guard yaitu 1 (satu) untuk penguasaan olah tubuh/badan dan 3 (tiga) untuk equipment wajib, antara lain :
  •    Body Technique (Ballet)
Dalam color guard, teknik yang diambil sebagai pondasi adalah basic ballet, dengan penguasaan basic ballet yang dapat dihasilkan adalah pembentukan badan baik sikap maupun performance, pengelolaan bahasa tubuh yang baik, pelatihan kekuatan badan (terutama dibagian pinggang bawah) serta melatih kelenturan tubuh dimana sebagai suatu syarat utama untuk menghasilkan pemain color guard yang baik dan profesional.   
 Selain dari ballet, dapat dikolaborasikan dengan tari teater, kontemporer, hip hop, ballroom dances serta pengembangan wawasan color guard dari color guard of Indiana “Blast” serta DCI dan WGI, atau dapat juga dari refrensi dari sumber lainnya.
By infomarchingband

Teknik Brassline

Cara mengembangkan basic brass dalam sikap maupun dalam bermain (meniup) sebenarnya sederhana, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah teknik-teknik yang berhubungan dengan hal ini harus selalu diingat dan dilakukan secara benar dan kontinu. Teknik dalam bermain alat tiup atau brass sudah barang tentu menyangkut pernafasan dan posisi bibir serta posisi badan kita.
  • Teknik Pernafasan yang tepat
Banyak teknik pernafasan yang kita ketahui, tapi hanya sedikit yang dapat mengantarkan kita dalam teknik yang benar dalam bermain alat tiup. Namun secara garis besar teknik pernafasan yang ditawarkan menekankan pada esensi-esensi yang tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada teknik pernafasan yoga, ada juga teknik yang menggunakan pendekatan yang cukup ekstrim penggunaannya, namun ada juga pendekatan yang dengan sederhana hanya menekankan pada mekanisme pernafasan alami pada umumnya. Menurut pepatah, segala sesuatu yang bermanfaat/baik belum tentu berasal dari sesuatu yang baik, oleh karena itu apapun pendekatan teknik pernafasan tersebut, sekali lagi jika itu baik mengapa tidak kita gunakan sebagai pendekatan yang akan kita kembangkan nantinya.
  • Pernafasan/breathing merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh pemain brass/alat tiup. Tanpa pernafasan yang benar, seseorang tidak akan menjadi pemain brass yang baik. Teknik pernafasan pada peemainan brass tidak jauh beda dengan pernfasan yang kita lakukan sehari-hari, sama-sama dilakukan secara rileks dan natural. Ada dua proses utama dalam pernafasan untuk permainan brass, yaitu inhale (mengambil udara) dan exhale (mengeluarkan udara).
  • Teknik sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemain brass seperti yang sudah diajarkan harus dibiasakan untuk dilatih supaya menjadi suatu pondasi yang kuat, jika ingin memperoleh hal itu diperlukan latihan yang rutin dan melakukannya dengan benar untuk membiasakannya dan yang paling penting adalah berfikir cerdas untuk memiliki trik-trik yang bisa dijadikan senjata andalan kita untuk bisa memiliki kekuatan pada sikap dari pemain brass ketika sedang memainkan alat, itu hanya kalian sebagai player yang bisa menyimpulkan.

Praktek inhale – exhale :
  • Berdiri dengan tegak dan badan rileks
  • Buka rahang bawah, ambil nafas dalam melalui mulut. Kerongkongan terbuka dan jangan tegang (seperti sedang menguap). Isi penuh seluruh tubuh dengan udara (dianjurkan udara yang hangat), pastikan badan tetap rileks dan bahu jangan terangkat naik.
  • Hembuskan udara dengan kecepatan tertentu dan konstan hingga habis. Jangan memaksa, biarkan udara mengalir dengan lancer dan ringan, pastikan tidak ada desis atau bunyi saat menghembuskan udara. Kerongkongan terbuka, otot leher jangan tegang, dan diusahakan pipi jangan mengembung.
  • Ulangi dari poin kedua. Lakukan berkali-kali hingga kedua proses tersebut menjadi proses yang alami dan kontinu. Ingat tetep rileks dan jangan tegang!

Ambasir (Embochure) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut posisi bibir seorang pemain brass dan bisa juga alat tiup lainnya seperti brasswind atau woodwind pada saat bermain. Embochureberasal dari bahasa perancis yaitu bouche yang berarti bibir. Dalam permainan brass, ambasir bertujuan untuk menggetarkan bibir guna menghasilkan suara dari instrument. Ambasir tidak akan menghasilkan suara jika tidak ada getaran bibir pada mouthpiece yang di-support oleh aliran udara. Ambasir dalam permainan brass berhubungan dengan bentuk bibir untuk bermain dan penempatan mouthpiece pada bibir.
Ada dua penempatan mouthpiece pada bibir :
  • Untuk trumpet, mellophone, dan baritone/trombone/euphonium : 2/3 bagian mouthpiece berada dibibir bagian atas dan 1/3 bagian lagi berada pada bibir bagian bawah.
  • Untuk tuba/contrabrass : sebisa mungkin lebih banyak bagian mouthpiece pada bibir bagian atas.
Praktek dengan mouthpiece :
  • Kepala tegak, dagu rata, badan rileks.
  • Bentuk bibir seperti mengucapkan “EMM”.
  • Tempatkan mouthpiece pada bibir.
  • Buka rahang bawah (bibir bagian tengah tetap pada posisi ambasir), ambil nafas melalui kedua sudut bibir. Lakukan inhale dangan membuka rahang bawah, jangan terlalu menarik sudut bibir kesamping seperti tersenyum.
  • Hembuskan udara tepat ke center mouthpiece, jangan dibuyikan dahulu, lakukan hanya hembuskan saja, konstan dan rileks.
  • Kali ini coba bunyikan mouthpiece. Poin penting dalam proses ini ialah aliran udara konstan, kerongkongan terbuka, otot leher jangan tegang, dan LAGI-LAGI RILEKS.
  • Tidak masalah jika pada saat pertama meniup mouthpiece tidak bunyi atau bunyi yang keluar tidak bagus, ulangi terus hingga mendapat tone yang baik.
NB : dalam melakukan hal diatas tetap rileks dan focus penuh. Belajar untuk mengontrol aliran udara pada mouthpiece. Lakukan longtones berulang kali dan dapatkan tone yang bagus. Ingat! Jangan terburu-buru dan SABAR
By infomarchingband

Teknik dasar percussion

Di Marching Band dan Cadet Band Pupuk Kaltim, kami gunakan teknik “Rudimental” untuk mulai menuju ke Standard Dunia seperti grup grup di DCI (Drum Corps International), seperti Blue Devils, The Cadets, Cavaliers, Phantom Regiment, dan sebagainya. Kami mendasarkan teknik ini dengan beberapa macam pelajaran teknik supaya setiap kali pemanasan mempunyai tujuan yang tepat bagi pembangunan ketrampilan, baik fisik maupun mental. Diantara pelajaran teknik tersebut adalah 1.) Stick Heights {ketinggian stick} dan 2.) Diddles / Rolls {Pukulan Ganda dan Rolls}. Teknik teknik tersebut bisa dijelaskan dengan rincian sebagai berikut:

1. STICK HEIGHTS – (KETINGGIAN STICK) :
Selain posisi tangan dan posisi memegang stick, bagian ini yang paling penting bagi dasarnya teknik. Pemain pemain semua harus mengerti peraturan dan posisi mengenai ketinggian stick yang mempengaruhi dinamik dan efek visual. Bagaimanapun juga, apa gunanya mempunyai lebih dari satu pemain snare drum, atau alat musik yang lainnya, jika teknik bermain dan efek visual tidak sama? Oleh karena itu, kami manfaatkan beberapa batasan untuk mengatur ketinggian stick.
A. Untuk pemanasan pemanasan Satu Tangan yang tidak gunakan aksen, maka tidak perlu memakai dua ketinggian, yaitu “8 dan 8″ atau “8 – 8 -16″, kami gunakan ketinggian stick diantara 10 dan 12 inci (atau diantara 25 dan 30 cm). Untuk pemanasan pemanasan ini, setiap jari harus menyentuh stick, tapi tidak perlu memegang terlalu tegang sehingga gerakan menjadi kaku, hanya perlu bisa bermain dengan santai dan dengan pengendalian yang baik. Juga, gunakan jari, tangan dan pergelangan tangan saja bila bermain pemanasan pemanasan Satu dan Dua Tangan.
B. Untuk pemanasan pemanasan Satu Tangan yang gunakan aksen (>), yaitu “Cicak” , “Bir” atau “Gado Gado Satu Tangan” kami membuat perbedaan besar diantara not dengan aksen dan not yang kecil. Untuk not besar dengan aksen, kami gunakan ketinggian stick sekitar 12 inci (30 cm), dan untuk not yang kecil, kami gunakan ketinggian 1 inci (2.5 cm). Perbedaan ini diatur dengan tepat supaya nanti kita bisa bermain teknik “Flam” dengan baik, karena “Flam” itu perlu not besar maupun not yang sangat kecil supaya tekniknya tepat dan suaranya enak. Apalagi dengan perbedaan stick yang teratur begini, kami dapat memastikan bahwa pengendalian stick lebih konsisten.
C. Untuk pemanasan pemanasan Dua Tangan, Diddles, Rolls dan lain lain yang tidak gunakan not aksen, dan maka tidak perlu memakai dua ketinggian, yaitu “Ke 16 Not Timing 4 – 2 – 1″ dan “A – Diddles”, kami gunakan satu ketinggian yang diantara 6 dan 8 inci (atau diantara 15 dan 20 cm). Ketinggian ini bisa menjadi standard untuk segala musik biasa yang tidak gunakan aksen, dan bisa disesuaikan dengan dinamik musik atau dengan selera pelatih. Untuk pemanasan pemanasan Diddles dan Rolls, apabila kecepatan mulai agak cepat, pemain perlu mulai gunakan lengan bawah untuk bermain dengan lancar. Kalau mulai lebih cepat lagi, kurangi gerakan jari dan pergelangan tangan supaya menghalangi rasa kaku.
D. Untuk pemanasan pemanasan Dua Tangan, Rolls dan lain lain yang gunakan not biasa dan not dengan aksen (seperti “The Three Camps” dan “Digga Digga Burr”), kami gunakan dua ketinggian yang menjadi standard dengan dinamik yang sedang (mf – f – mezzo forte s/d forte). Ketinggian stick tersebut adalah 12 inci (30 cm) untuk not yang gunakan aksen, dan 4 inci (10 cm) untuk not biasa. Ketinggian ketinggian stick ini bisa disesuaikan dengan perbedaan dinamik yang berada didalam partitur musik, atau yang sesuai dengan seleranya pelatih.
Ada system lain yang manfaatkan beberapa ketinggian stick yang lebih teratur dan bisa dipakai untuk menentukan dinamik. Saya menghargai system ini karena perlu banyak discipline, dan saya kadang kadang manfaatkan itu sebagai pedoman, tapi sesudah system itu diajar, kayaknya tidak ada kesempatan untuk seleranya pelatih, dan system itu agak sedikit terlalu ketat untuk selera saya. Namun, saya merasa system itu penting untuk disebutkan, dan kalau ada pemain atau pelatih yang ingin gunakan system tersebut sebagai pedoman, silahkan gunakannya. Contohnya berikut:
Pianissimo (pp – lembut sekali) : 1.5 inci (3.5 cm)
Piano (p – lembut) : 3 inci (7 cm)
Mezzo Piano (mp – sedang lembut) : 4.5 inci (11 cm)
Mezzo Forte (mf – sedang keras) : 6 inci (15 cm)
Forte (f – keras) : 8 – 10 inci (20 – 25 cm)
Fortissimo (ff – keras sekali) : 12 – 15 inci (30 – 36 cm)
* Ketinggian stick tersebut kurang lebih, dan dinamik yang asal dari system ini tergantung pada alat yang digunakan maupun macam drumhead yang dipakai, (maksudnya: drumhead dibuat dari kulit, plastic atau kevlar).
2. DIDDLES / ROLLS :
Diddles adalah istilah untuk Pukulan Ganda (Double Stroke), yaitu teknik untuk bermain dua not dengan satu tangan sambil manfaatkan bounce (pantulan). Jika bermain dengan dua tangan berturut turut, teknik ini merupakan “Open Roll” (Roll Terbuka). Biasanya, pemain ingin bermain “Buzz Roll”, karena teknik ini tidak perlu banyak latihan dan teknik untuk bermain dengan lancar. Namun, sering ada manfaat untuk “Buzz Roll” tersebut dalam musik untuk Marching Band, dan kami gunakan teknik ini sering untuk efek khusus, tapi biasanya teknik ini digunakan dalam Concert Band atau Orchestra. Kalau Open Roll itu perlu banyak latihan untuk bermain dengan baik, apalagi perlu lebih banyak konsentrasi untuk bermain bersih dengan masing masing pemain.
Kalau latihan teknik dasarnya untuk Open Roll, yaitu Diddles, perlu bermain satu not, kemudian biarkan stick bounce satu kali lagi sebelum stick dihentikan. Berusaha untuk membuat not keduanya rata dan konsisten dengan not pertama, baik ketinggian maupun suara. Untuk ini, pemain perlu mendukung bounce dengan bantuan dari jari dan, jika lambat, pergelangan tangan. Dengan pemanasan “A – Diddles” kami harus tidak hanya perhatikan kerataan not dengan suara dan ketinggian, tapi juga Timingnya (ketepatan waktu). Jika Timing tidak tepat, suara tidak akan rata dan konsistent. Dengan pemanasan “Hug a Dugs”, kami manfaatkan tiga not berturut turut supaya kami bisa membangun ketrampilan untuk bermain “Tiga Stroke Roll”, dan, yang masuk akal, jika pemain pemain bisa bermai Tiga Stroke dengan baik dan rata, maka ketrampilan untuk bermain Double Stroke Diddles akan lebih tinggi lagi.
Untuk membangun ketrampilan bermain “Roll Kombinasi”, kami mengombinasikan diddles dengan macam not lain, misalnya diddles dengan not seperdelapan dalam pemanasan “Triplet Diddles”, dan diddles dengan not seperenambelas dalam pemanasan “Building Rolls”. Dengan pemanasan pemanasan tersebut, kami bisa memisahkan diddles satu per satu, tangan kanan atau tangan kiri, dan juga mengombinasikan / mencampurkan dua atau lebih banyak diddles untuk menjadi Rolls. Yang penting bagi konsentrasinya pemain pemain, selain teknik yang dasar, adalah perhatian kepada tempo (kecepatan musik) dan pembagian beat (atau nadinya ketukan). Sering kami gunakan satu bar yang sederhana untuk mempersiapkan bar berikutnya yang lebih rumit. Bar itu disebutkan “Check Pattern” (Pola Periksa), untuk mengecek kecepatan, nadi, gaya not, ketinggian stick dan dinamik. Kalau segala faktor ini tepat dan baik, pemain bisa lebih yakin untuk bermain bar berikutnya yang lebih rumit.
Dalam pemanasan Diddles dan Rolls, saya perlu mengingatkan kembali bahwa faktor Timing memang masih penting dan harus diutamakan. Timing dengan teknik ini merupakan jarak diantara not dan tanda istirahat maupun kecepatan stroke ganda (diddles) supaya semuanya rata dan konsistent, dan supaya suaranya Open Rolls bisa meniru “Senapan Mesin”.
By infomarchingband

Materi dasar Marching Band

Sebagai seorang pelatih
DrumBand terkadang menemui
kendala tentang bagaimana
mengawali melatih. Berikut
urut-urutan yg sangat penting
untuk di mengerti:
A. Teori Dasar Perkusi Marching.
- Tujuan :
Diharapkan para pemula akan
lebih mengerti konsep tentang
perkusi Marching, instrumen
dasar dan sikap bermain secara
keseluruhan. Diharapkan pada
akhir materi ini para pemula
akan mempunyai motivasi lebih
besar dalam mendalami ilmu
perkusi Marching.
- Materi :
Sejarah singkat perkusi
Marching (filosofi dasar)
Sikap dalam perkusi Marching
(attitude bermusik)
Pengenalan masing-masing
alat meliputi fisik (bentuk,
berat, dan point
keunggulannya), warna suara
dan demo cara memainkan
yang benar untuk
masingmasing alat agar suara
yang benar bisa dikenalkan.
Demo pit dan battery
Demo perkusi penuh
- Durasi : Satu kali latihan
penuh. (Min. 2 Jam)
B. Teori Musik Dasar
- Tujuan :
Teori musik sangat penting
kepada pemula. Dengan
mengerti teori dasar musik
diharapkan si pemula akan
lancar sight reading dan bisa
belajar mandiri tanpa harus
didikte.
- Materi :
Dasar Not
Pengenalan Birama
Pengenalan harga not
dengan contoh pohon not
Variasi not 1/8 dan 1/16
Latihan baca variasi not
Latihan baca variasi not
dengan variasi tempo dan
mark time
- Durasi pengajaran
Diberikan setelah langkah A
telah dilewati.
Diberikan dalam 2 kali
pertemuan masing2 45 menit
tiap 3 point.
Dilatih terus dengan
memberikan materi
pemanasan tertulis dari staff
pelatih.
C. Gripping (Cara Pegang)
- Tujuan :
Diharapkan pemula mengetahui
cara dasar memegang stick
dengan benar dan
membiasakannya.
- Materi :
Pengetahuan umum tentang
cara Match Grip dengan
variannya dan Traditional
Grip
Match Grip yang dipakai dan
detail Traditional Grip
- Durasi Pengajaran
Diberikan setelah langkah A
dan B telah dilewati.
Satu kali pertemuan satu
latihan penuh
Konsisten tiap latihan materi
dasar untuk menjaga cara
memegang dengan benar.
D. Stroking (Cara Pukul)
- Tujuan :
Diharapkan pemula memahami
cara memukul perkusi yang
efektif dalam penggunaan
anatomi tubuh
- Materi :
Pemahaman dasar otot yang
digunakan dan penerapannya
Single Stroke satu tangan
(8-8 dan 8-8-16 atau
sejenisnya)
Single Stroke dua tangan
(Timing not 1/16)
Pulse (Nadi)
Double Stroke (Variant
Diddle)
Gabungan variasi single
stroke satu dan dua tangan
Gabungan variasi single satu
dan dua tangan dan Pulse
Gabungan variasi single satu
dan dua tangan, Pulse dan
Double Stroke
Dinamika dan ekspresi
- Durasi :
Diberikan setelah langkah A,
B dan C dilewati.
Seluruh materi satu bulan
penuh
Perkiraan total durasi
pertemuan untuk keseluruhan
materi dasar ini adalah dua
bulan dengan asumsi latihan
dilakukan dua kali dalam
seminggu yang tiap latihannya
memakan waktu efektif kurang
lebih dua jam. Setelah materi
dasar ini dilewati dengan baik
maka si pemula akan bisa
ditempatkan di alat mana pun
baik di pit maupun battery.
Demikianlah teori dasar yang
wajib dikuasai dengan baik dan
benar oleh para pemain
Marching yang masih baru. Jika
materi dasar ini matang maka
pencapaian keahlian bermain
untuk tahap berikutnya akan
terasa lebih mudah dan sangat
efektif dalam pencapaian target
teknisnya di masing-masing
alat.
Terima Kasih..

Alat-alat Marching Band beserta Fungsinya

  • Snare
 
  Snare berfungsi sebagai penentu dalam menentukan ketukan dalam bentuk ritmis.

  •  Bass
 

Bass berfungsi seperti senar yaitu sebagai penentu ketukan tetapi hanya mengambil irama sebagian besarnya saja.

  • Terompet
 

terompet dalam penampilan musik marching band digunakan sebagai soprano, umumnya memainkan melodi dalam musik. Meski demikian umumnya dalam aransemen musik marching band fungsionalitas soprano dibagi menjadi dua atau tiga kelompok untuk memainkan nada yang berbeda (biasanya mengisi rentang suara sopran, dan mezzo-sopran). Di Indonesia umumnya grup-grup marching band menggunakan terompet bernada dasar B♭, namun terdapat pula grup-grup marching band yang menggunakan terompet bernada dasar G.

  •  Baritone Horn/Euphonium

Meskipun memiliki fungsi yang sama dengan instrumen yang digunakan dalam pertunjukan orkestra, bentuk bariton horn atau euphonium yang digunakan dalam penampilan marching band telah didisain secara khusus dengan corong menghadap ke muka dan umumnya telah dilengkapi dengan sistem tiga katup. Sesuai dengan namanya instrumen ini digunakan untuk mengisi suara dalam rentang nada baritone. Umumnya instrumen yang digunakan dalam penampilan marching band menggunakan nada dasar B♭.
  • Stick mayoret
 
Sebagai patokan atau acuan dalam permainan marching band,dan di pegang oleh mayoret di gunakan sebagai alat memimpin dalam permainan marching band,entah itu menentukan arah kemana yang di tuju,lagu yang di pilih,dan mengatur segala kondisi yang terjadi ketika dalam permainan marching band berlangsung,tanpa adanya mayoret permainan marching band akan rumit bahkan tidak akan bisa berlangsung.
  • Kuarto tom-tom
 

Kuarto tom-tom pada dasarnya seperti trio tom-tom yang fungsinya memberikan irama dan nada ritmis dalam permainan marching band dan dalam permainannya biasanya kuarto tom-tom atau trio tom-tom selalu mngisi celah kosong atau nada-nada yang kosong agar dalam permainan marching band tidak terasa ada yang kosong,dan biasanya selalu mendahului atau membuka permainan marching band dengan irama ketukannya. 

  • Bellyra/marching bells
 Alat musik melodi drum band yang terdiri dari bilah-bilah logam persegi (lyra) yang setiap logam memiliki nada tersendiri, dan dimainkan dengan cara dipukul dengan stik yang ujungnya terbuat dari mika. Fungsi utama bellyra adalah memainkan nada-nada melodi, yakni nada-nada lagu yang dimainkan oleh unit drum band sehingga pemirsa dapat menentukan/menebak lagu apa yang sedang dimainkan, dan berada di belakang bass drum di setiap paradenya. Lagu-lagu yamh dimainkan adalah lagu-lagu melodi, yang meliputi lagu-lagu yang biasa kita dengar melalui media-media elektronik. Bellyra merupakan simbol keharmonisan melodi dari sebuah unit drum band.

  • Symbal
symbal berfungsi sebagai variasi dalam permainan marching band yang menimbulkan suara desis.

  • Bendera
 

Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain musik, melainkan dimanfaatkan oleh pemainnya sebagai alat bantu aksi tari untuk menghasilkan efek-efek visual tertentu yang mendukung penampilan. Pada prakteknya, pemain instrumen ini tidak selalu menggunakan bendera sebagai aksesori.




By infomarchingband

Grand Prix Marching Band

Kompetisi GPMB pertama kali dicetuskan oleh Gusanto Moeljohardjo, diselenggarakan pada tanggal 29 Desember 1982 dengan nama Tournament Invitation Marching Bandatau TIMB di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Penyelenggaraan kompetisisi ini melibatkan berbagai kelompok orkes barisan dari berbagai daerah; Bandung, Yogyakarta, Palembang, Medan, Pekanbaru, Denpasar, Balikpapan, Makassar, serta Aceh. Antusiasme serta respon positif atas penyelenggaran tersebut membuat penyelenggaraannya kembali digelar pada tanggal 27 hingga 30 desember 1983 dan merubah nama TIMB menjadi Grand Prix Marching Band (GPMB) yang dimaksudkan sebagai pengembangan lebih lanjut atas kompetisi TIMB sebelumnya, Setelah itu GPMB kemudian dijadikan sebagai ajang kompetisi tahunan yang umumnya digelar pada bulan desember setiap tahunnya.

By infomarchingband

Sejarah Marching Band

    • Menengok kembali ke jaman kuno, marching band bersumber dari seremonial militer dan keagamaan, yang dikemas dalam suatu pertunjukan yang indah atau hiburan. Dalam banyak kebudayaan, musik perang ( musik militer ) menginspirasi para pria dalam berperang, sebagi tanda untuk maju dan mundur, sebagai pendukung jiwa para prajurit dan merayakan keberaniannya.
    • Marching band menggunakan gabungan dari alat brass, perkusi dan alat tiup kayu yang harus dibawa saat mereka berjalan. Instrumen marching band termasuk flute dan piccolo, French horns, saxophones, clarinet, trumpet, trombone, tuba, drum, cymbal dan triangle. Beberapa band memasukkan glockenspiel, xylophone ke dalam seksi perkusinya. Ada pula marching bagpipe bands.
By infomarchingband

Tidak ada komentar:

Posting Komentar